Halal atau Haram

Hidup di negara yang mayoritas non-muslim merupakan salah satu tantangan bagi para pemeluk agama Islam. Agama Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja dengan pekerjaan yang halal dan makan dengan makanan yang halal. Sesuai hadits Rasululloh SAW

Rasulullah bersabda :
“Dari Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda: ” Sesungguhnya Allah baik tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. , Dan firmanNya yang lain: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit: Yaa Rabbi ! Yaa Rabbi ! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya”. (HR Muslim no. 1015)

Berikut ini adalah beberapa tanya jawab mengenai halal dan haram dalam urusan makanan:

1. Apakah restoran yang menyajikan makanan haram berupa bacon, pork bisa terjamin kehalalan menu lainnya berupa fish, vegetable, dll…?
Untuk hal ini kita lebih baik menjauhinya karena makanan yang disajikan merupakan subhat, dan Rasululloh SAW sendiri memerintahkan untuk menjauhi subhat. Sekedar sharing dari salah seorang member AIDA Victoria yang merupakan seorang chef, kebanyakan di Restoran semuanya menggunakan alat masak yang dipakai bergantian, entah pisau, centong, dll. Sangat mustahil untuk mencuci atau menggunakan alat masak yang berbeda untuk berbagai masakan.

2. Apa saja penambah makanan yang haram yang bisa dilihat di ingredient lists?

Beberapa emulsifiers seperti 471, 481 dll. adalah meragukan alias subhat kecuali jika itu disebutkan berasal dari tumbuhan atau halal.
• Gelatine sebagian besat berasal dari binatang, kecuali jika disebutkan berasal dari tumbuhan atau produk yang halal.
• Hati-hati dalam membeli keju, seluruh “enzymes” adalah meragukan alias subhat kecuali jika itu disebutkan berasal dari tumbuhan atau halal.
• Ketika berbelanja jangan hanya melihat emulsifiers di ingredient lists, tapi juga selalu amati ingredients lainnya seperti pewarna makanan dll. Dibawah ini adalah sedikit list yang bisa dihafal untuk referensi:

Haram additives dengan awalan “E” E120, E140, E141, E252, E422, E430, E431, E470, E471, E472(a), E472(b), E472(c), E472(d), E472(e), E473, E474, E475, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492, E494.
Haram additives tanpa awalan “E” 120, 141, 160(A), 161, 252, 300, 301, 422, 430, 431, 433, 435, 436, 441, 470, 471, 472(a, e), 473, 474, 475, 476, 477, 481, 482, 483, 491,492, 494, 542, 570, 572, 631, 635, 920.

Source www.islamicsocietysa.org.au